Oleh Ustaz Muhammad
Arifin Ilham
Sementara panggilan itu dalam rangka "al-falaah," meraih kesuksesan dunia akhirat. Inilah yang membuat orang-orang beriman selalu bahagia mendengar dan memenuhi panggilan setiap kumandang azan.
Waktu bergerak dan terus berputar. Malam berganti dan siang
kembali menjelang. Begitu seterusnya, hingga fase alam dunia ini
berakhir. Tentu, tidak ada yang bisa menahan gerak sunatulah-Nya ini.
"Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam
dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang
berilmu." (QS Ali Imran [3]: 190).
Tiap kali terjadi pergantian
dari malam ke siang atau sebaliknya, maka bagi mereka yang beriman
kepada Allah, pasti akan menyambutnya dengan panggilan shalat. Saat
peralihan dari malam ke siang bukankah kita disambut dengan shalat
Subuh. Saat peralihan dari siang ke malam kita disambut dengan shalat
Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Bahkan, pada tengah malam saat
penghuni bumi terlelap dalam tidurnya, mereka para perindu-Nya berdiri
menegakkan shalat, rukuk, dan sujud kehadirat Allah Rabbul 'Izzah.
Orang
yang beriman pasti merindukan suara azan yang bersahutan dari berbagai
masjid dan mushala. Karena, tidak ada alunan suara yang berhenti
memenuhi ruang semesta di negeri ini selain azan. Selama 24 jam, azan
akan terus berkumandang bahkan menjelajah ke seluruh seantero bumi ini.
Dari Papua hingga Aceh, terus berlanjut hingga berbagai negara dan
benua. Belum selesai kumandang azan Zhuhur di Amerika, Azan Subuh sudah
kembali menyapa Papua. Tanpa kita sadari, para muazin di seluruh
penjuru dunia ini, tak henti-hentinya bersahutan mengumandangkan azan.
Suara
azan Zhuhur seolah meredam teriknya sinar sang surya. Suara azan Ashar
bercampur dengan sinar mentari yang menghangat dan tiupan angin yang
sepoi. Suara azan Maghrib yang lantang, mengajak melepas penatnya hari.
Suara azan Isya, membawa kehangatan ketika malam mulai beranjak
dingin. Sementara suara azan Subuh memecah keheningan dan membangunkan
kesadaran.
Semua panggilan azan ini bertujuan mengingatkan
penghuni bumi yang beriman kepada Allah untuk tegak dengan shalatnya.
Mengingat Allah sebanyak-banyaknya dan mengajak manusia untuk tidak
terlelap dan lupa pada kesibukan dan keasyikan dunia. Menyeru manusia
untuk tidak tersesat dalam kegelapan dunia dan kepengepan akhirat.
Perhatikanlah
lafaz-lafaz azan yang sering kita kumandangkan itu. Betapa tingginya
kekuatan azan dan betapa indah kata-katanya. Kata-kata itu dengan
seluruh kekuatannya terus-menerus mengingatkan kita akan palsunya segala
klaim keduniawian. Di bumi dan di langit hanya ada satu Tuhan yang
pantas disembah dan diikuti ajaran-Nya.
Ketahuilah, azan bukan
semata panggilan muazin, tetapi panggilan Allah kepada hamba-hamba
pilihan-Nya. Coba simak ulang lafaz azan. Ternyata yang dipanggil "Hayya
'alash shalah" adalah yang bersyahadat. Artinya, mereka yang telah
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah;
tidak ada ajaran yang dapat membahagiakan kecuali ajaran yang dibawa
utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW. Mereka yang tidak bersyahadat tidak
dipanggil.
Sementara panggilan itu dalam rangka "al-falaah," meraih kesuksesan dunia akhirat. Inilah yang membuat orang-orang beriman selalu bahagia mendengar dan memenuhi panggilan setiap kumandang azan.
0 komentar:
Posting Komentar